Jumat, 28 Juni 2013

PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
Matematika merupakan salah satu ilmu yang universal dan menjadi dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan lainnya. Sebagai ilmu yang universal, matematika mendapatkan tempat yang strategis dalam struktur kurikulum pendidikan di tanah air, utamanya pada pendidikan dasar dan menengah, yakni sebagai mata pelajaran wajib  dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP 19 tahun 2005, pasal 7, ayat 4). Sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun tersebut, mata pelajaran matematika bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar berguna untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Depdiknas, 2006:345).

Mencapai kebergunaan tersebut, maka ditetapkan rumusan tujuan pembelajaran matematika yang lebih rinci, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika, (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006:346).

Pencapaian tujuan mata pelajaran matematika bagi peseta didik membutuhkan instrument yang memuat bahan atau isi pelajaran yang perlu dikuasainya. Sebagai pendukung pencapaian tersebut, maka dirumuskan standar isi kurikulum mata pelajaran matematika yang dijabarkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pada jenjang SMP dan yang sederjata, standar isi kurikulum mata pelajaran matematika memuat 17 standar kompetensi (SK) dan lebih lanjut dijabarkan ke dalam 49 kompetensi dasar (KD) untuk semua aspek bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran, statistika dan peluang (Depdiknas, 2006:346-352).

1.2  RUMUSAN MASALAH
Kedudukan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.

1.3  TUJUAN PEMBAHASAN
Bagaimana kedudukan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 MATEMATIKA
Matematika merupakan salah satu ilmu yang universal dan menjadi dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan lainnya. Sebagai ilmu yang universal, matematika mendapatkan tempat yang strategis dalam struktur kurikulum pendidikan di tanah air, utamanya pada pendidikan dasar dan menengah, yakni sebagai mata pelajaran wajib  dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP 19 tahun 2005, pasal 7, ayat 4). Sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun tersebut, mata pelajaran matematika bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar berguna untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Depdiknas, 2006:345).

2.2 PEMBAHASAN
2.2.1 PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI SEBAGAI OBJEK DAN TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA.

Pemecahan masalah sebagai objek dalam pembelajaran matematika berarti memandang pemecahan masalah adalah sesuatu pengetahuan yang perlu dipelajari, dikonstruksi hingga menjadikannya sebagai pengetahuan dan pengalaman bagi peserta didik, dan pada kesempatan lainnya dapat digunakannya sebagai sarana mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam kehidupannya sebagai siswa yang harus memecahkan masalah matematika atau masalah nyata lainnya. Ketika objek pembelajaran matematika ini dikuasai oleh siswa, ini berarti ssiwa telah memiliki kemampuan dalam hal pemecahan masalah. Yang demikian ini berarti pula tujuan pembelajaran matematika untuk objek matematika pemecahan masalah adalah agar siswa mencapai kemampuan pemecahan masalah.

Pemecahan masalah sebagai objek dan sekaligus sebagai tujuan dalam pembelajaran matematika menempatkannya sebagai sesuatu benda atau yang dibendakan, yang memuat pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang perlu diserap melalui proses berlatih memecahkan masalah matematika, yang kemudian pengalaman dan ketrampilan tersebut dapat digunakan untuk  memecahkan masalah lain yang memiliki cirri formal mirip, dan akhirnya secara nyata pengalaman tersebut digunakan lagi pada kesempatan lain untuk memecahkan masalah-masalah dalam situasi baru. Kesuksesan perilaku menggunakan pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan pemecahan-pemecahan masalah tersebut merupakan kompetensi pemecahan masalah yang dicapai oleh para siswa. Jadi pemecahan masalah matematika sebagai objek pembelajaran matematika dipelajari untuk mencapai kompetensi pemecahan masalah matematika, yang merupakan tujuan pembelajaran pemecahan masalah.

Kemampuan pemecahan masalah matematika perlu mendapatkan perhatian karena merupakan kemampuan yang diperlukan dalam belajar. Kemampuan pemecahan masalah matematika dapat mendorong siswa dalam belajar bermakna dan belajar kebersamaan, selain itu dapat membantu siswa dalam menghadapi permasalahan keseharian secara umum. Dengan demikian pemecahan masalah matematika memiliki peran yang cukup besar  bagi siswa. Akan tetapi kegiatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran belum menjadi kegiatan utama sehingga masih banyak siswa yang merasa kesulitan dan merasa menderita menghadapi pemecahan masalah. Penyebab lain adalah pendekatan pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru belum mampu mengaktifkan siswa dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka, bahkan siswa masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka belum paham terhadap materi yang disajikan oleh guru. Di samping itu, guru senantiasa dikejar oleh target waktu untuk menyelesaikan setiap pokok bahasan tanpa memperhatikan kompetensi yang dimiliki siswa akibatnya pembelajaran bermakna yang diharapkan tidak akan terjadi. Anak akan belajar dengan cara menghapal, mengingat materi, rumus-rumus, defenisi, unsur-unsur dan sebagainya. Guru yang tidak lain merupakan penyampaian informasi dengan lebih mengaktifkan guru sementara siswa pasif mendengarkan dan menyalin, sesekali guru bertanya dan sesekali siswa menjawab, guru memberikan contoh soal dilanjutkan dengan memberikan latihan yang sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar, kemudian guru memberikan penilaian. Menurut Hudojo (2003) menyatakan bahwa “kegiatan pembelajaran secara konvensional tidak mengakomodasi pengembangan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, penalaran, koneksi dan komunikasi matematika siswa”.

2.2.2  PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI TIPE BELAJAR MATEMATIKA
Sebagai tipe kegiatan belajar yang paling tinggi, pemecahan masalah merupakan kegiatan belajar yang tentunya melibatkan kegiatan-kegiatan belajar lainnya. Kegiatan pemecahan masalah matematika dapat dilakukan dengan melibatkan hasil dari tipe belajar lainnya, seperti belajar membedakan, belajar konsep, belajar aturan, dan belajar lainnya. Hudojo (2005:125-126) mengemukakan bahwa melalui pemecahan masalah, maka siswa diharapkan memahami proses menyelesaikan masalah dan menjadi trampil dalam memilih dan mengidentifikasikan kondisi dan konsep yang relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasikan ketrampilan yang telah dimiliki sebelumnya.

Pemecahan masalah sebagai tipe belajar matematika merupakan kategori belajar matematika yang melibatkan dan mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan konseptual, aturan-aturan (prinsip), prosedur atau ketrampilan untuk memproses informasi. Pemecahan masalah yang mengintegrasikan konsep-konsep dan aturan-aturan, dalam prosesnya merupakan proses analitis dan sintesis agar dapat membangun kemampuan analitis dan menghasilkan ketrampilan yang lebih kompleks, yang dapat digunakan untuk menghadapi masalah baru.

Memperhatikan pemecahan masalah sebagai suatu keterampilan dasar dapat membantu kita mengorganisasikan spesifik mengajar keterampilan, konsep, dan pemecahan masalah kita setiap hari. Memperhatikan pemecahan masalah sebagai suatu proses dapat membantu kita menguji apa yang kita lakukan dengan keterampilan konsep, bagaimana keterampilan dan konsep berhubungan dengan masing-masing yang lain, dan apa yang keterampilan dan konsep memainkan dalam solusi berbagai masalah. Akhirnya, memperhatikan pemecahan masalah sebagai suatu tujuan dapat mempengaruhi semua yang kita lakukan dalam mengajar matematika dengan menunjukkan kepada kita tujuan lain untuk mengajar kita.

Masing-masing dari interpretasi ini penting, tetapi mereka berbeda. Apabila kita menemui istilah pemecahan masalah, kita dapat memperhatikan interpretasi (atau interpretasi-interpretasi) mana yang diharapkan. Pengertian multipel untuk istilah itu dapat dengan mudah diperankan seorang penulis dengan makna ganda dan seorang pembaca dengan keliru memahami pemecahan masalah juga memiliki banyak segi untuk kita selalu melihatnya dari sudut yang sama.

2.2.3 PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Standar isi kurikulum pendidikan matematika di sekolah telah mengamanatkan pemecahan masalah merupakan kompetensi yang perlu dicapai sebagai tujuan pembelajaran matematika bagi peserta didik. Untuk mencapai tujuan tersebut, standar isi kurikulum mata pelajaran matematika merumuskannya ke dalam berbagai materi pelajaran dalam aspek bilangan, aljabar, geometrid an pengukuran, statistika dan pelang. Mengantarkan materi-materi matematika yang objeknya adalah pemecahan masalah, maka dibutuhkan pendekatan khusus, sehingga interaksi materi dengan peserta didik dapat berjalan lebih efektif.

Pendekatan pembelajaran matematika dalam Suherman (2001:70) dijelaskan sebagai upaya yang ditempuh guru dalam melaksanakan pembelajaran agar konsep matematika yang disajikan bisa beradaptasi dengan siswa. Kata kuncinya adalah cara agar terjadi adaptasi antara materi pelajaran yang baru dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, sehingga menjadikan pengetahuan baru itu bermakna dan dapat membangun pengertian dalam benak siswa. Pendekatan pembelajaran perlu dalam proses pembelajaran karena untuk memperoleh pengetahuan, siswa perlu berinteraksi dengan materi pengetahuan dari sumber-sumber belajar yang ada. Interaksi tersebut membutuhkan suatu upaya yang memudahkan terjadinya proses penyerapan, pemrosesan, dan penyimpanan dalam memory siswa. Upaya-upaya ini yang disebut pendekatan pembelajaran, dan tentunya harus sesuai dengan karakteristik materi pelajaran atau objek matematika yang dipelajari.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan satu objek tak langsung dalam pembelajaran matematika. Pemecahan masalah merupakan satu kompetensi yang perlu dicapai melalui isi kurikulum matematika dan memiliki karkteristik yang khas. Untuk itu membutuhkan pendekatan khusus agar pencapaian kompetensi itu berjalan secara efektif. Mendukung pembelajaran pemecahan masalah ini, Polya (1957, Suherman dkk., 2001:84,91; Hudojo, 2005:134-140; dan Widyantini, 2008:12) mengajukan cara untuk memecahkan masalah, yaitu dengan tahapan-tahapan (1) memahami masalah, yakni perlu mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam masalah tersebut, (2) merencanakan cara penyelesaian, yaitu menentukan cara atau strategi yang dipakai untuk memecahkan masalah tersebut, (3) melaksanakan rencana pemecahan masalah, yaitu menggunakan strategi yang sudah dipilih untuk menyelesaikan masalah, dan (4) mengecek hasil pemecahan masalah, yaitu mengecek kebenaran hasil yang diperoleh.

Pemecahan masalah sebagai pendekatan pembelajaran merupakan upaya yang ditempuh dan diciptakan dalam proses pembelajaran yang mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah matematika, yang secara nyata dilakukan sehingga diperoleh jawaban yang benar melalui tahapan-tahapan tertentu. Garis besar tahapan tersebut menurut Polya adalah memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan pemecahan masalah, pemeriksaan hasil pemecahan masalah. Pemahaman masalah ditempuh dengan memahami semua fakta yang diberikan dan keterkaitannya, merencanakan pemecahan masalah dilakukan dengan melihat berbagai kemungkinan keterlibatan konsep dan menentukan konsep yang sesuai, melaksanakan pemecahan masalah menggunakan konsep dan aturan yang terkait, pemeriksaan proses dan hasil pemecahan dengan memperhatikan berbagai kemungkinan lain, seperti adanya jawaban yang sama dengan cara-cara yang berbeda atau adanya jawaban lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa proses pemecahan masalah merupakan sebuah upaya mencari solusi atau jalan keluar dari masalah yang diberikan tidak hanya membutuhkan strategi yang banyak ragamnya, tetapi harus memenuhi persyaratan tertentu untuk menjadi pemecah masalah yang baik. Penguasaan strategi sangat diperlukan karena setiap masalah membutuhkan satu atau beberapa strategi, yang sekaligus difungsikan untuk pemecahan satu masalah. Minat yang tinggi dan rasa percaya diri dalam melakukan pemecahan masalah sangat mendukung keberhasilan pemecahan masalah, selain pengalaman yang memadai dalam menggunakan berbagai strategi. Dalam pandangan pemecahan masalah, strategi merupakan trik khusus yang dapat memudahkan, menyederhanakan, memperjelas alur pemecahan masalah hingga diperoleh hasil pemecahan masalah.




























BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Proses pemecahan masalah merupakan sebuah upaya mencari solusi atau jalan keluar dari masalah yang diberikan tidak hanya membutuhkan strategi yang banyak ragamnya, tetapi harus memenuhi persyaratan tertentu untuk menjadi pemecah masalah yang baik. Penguasaan strategi sangat diperlukan karena setiap masalah membutuhkan satu atau beberapa strategi, yang sekaligus difungsikan untuk pemecahan satu masalah. Minat yang tinggi dan rasa percaya diri dalam melakukan pemecahan masalah sangat mendukung keberhasilan pemecahan masalah, selain pengalaman yang memadai dalam menggunakan berbagai strategi. Dalam pandangan pemecahan masalah, strategi merupakan trik khusus yang dapat memudahkan, menyederhanakan, memperjelas alur pemecahan masalah hingga diperoleh hasil pemecahan masalah.
Pemecahan masalah sebagai pendekatan pembelajaran merupakan upaya yang ditempuh dan diciptakan dalam proses pembelajaran yang mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah matematika, yang secara nyata dilakukan sehingga diperoleh jawaban yang benar melalui tahapan-tahapan tertentu.

3.2 SARAN
       Mungkin inilah yang diwacanakan meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan , karena penulis manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan penulis juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Semoga  tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.